Jelaskan prosedur pelaksanaan splicing set up

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang salah satu tahapan aktivitas uji untuk kabel serat optik, yaitu teknik prosedur pelaksanaan splicing set up. Mengapa ini penting diperhatikan? Karena setiap Instalasi kabel fiber optik adalah hasil proses.

Jaringan akses fiber optik adalah jaringan utama sebagai perangkat dasar yang menghubungkan dari sisi pengirim ke sisi penerima dalam bidang telekomunikasi. Jaringan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu jaringan metal dan jaringan non metal atau yang disebut jaringan fiber optik.

Jaringan akses fiber optik ini merupakan jaringan yang mentransmisi cahaya dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dengan jangkauan yang jauh lebih panjang bila dibandingkan dengan kabel tembaga, serta bebas dari interferensi gelombang elektromagnetik.

Fiber optik sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu single mode dan multi mode. Single mode dapat menjangkau jarak sampai ratusan kilometer namun hanya mengirim satu sinyal pada satu waktu. Sedangkan multi mode hanya dapat menjangkau jarak kurang dari satu kilo meter saja namun dapat mengirimkan sinyal yang berbeda pada saat yang bersamaan, kemudian dapat mengirimkan data pada sudut refraksi yang berbeda pada saat yang bersamaan, dan mengirimkan data pada sudut refraksi yang berbeda.

Dalam setiap Instalasi kabel fiber optik, hasil proses penyambungan merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas transmisi sinyal, karena setiap titik sambungan mempunyai rugi daya signal transmisi (Loss Attenuation) yang bervariasi. Besar kecilnya Loss attenuation (Rugi Redaman) diakibatkan oleh kurang sempurnanya hasil proses penyambungan ataupun metode penyambungan yang dipilih oleh instalatir di lapangan. Sebagai gambaran, untuk rugi redaman pada salah satu titik sambungan sebesar 0.15 dB akan bisa mengurangi jarak transmisi sampai dengan ratusan meter.

Terdapat salah satu metode yang menjadi pilihan dalam melakukan penyambungan kabel serat optik, yaitu:

Metode Fusion Splice
Metode ini merupakan metode penyambungan dengan cara Fusi (peleburan) sesuai titik lebur serat optik. Penyambungan ini biasanya dilakukan pada jaringan akses, metro dan long distance.
Adapun proses penyambungan dengan metoda ini diperlukan beberapa tahapan proses antara lain:

Proses persiapan yang meliputi pengupasan coating dan cladding, keduanya adalah lapisan pelindung inti fiber.
Pengupasan gunakan spesial alat kupas serat optik (fiber stipper tool)
Pembersihan fiber optik dengan mengunakan tisue yang dibasahi alkohol 90%.
Pemotongan inti fiber dengan menggunakan alat fiber cleaver atau yang sejenis.
Penyambungan yang meliputi alignment, position dan fusion kemudian menampilkan posisi titik sambung serta nilai loss fiber.
Pemasangan fiber heat shrink sleeve untuk melindungi sambungan fiber agar tidak mudah patah.
Dengan menggunakan metode ini dibutuhkan sumber daya yang sudah berkompeten di bidangnya, serta memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.

Dari sistem penyambunagn fiber optik tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu :

Rugi daya sinyal pada saat penyambungan disebabkan oleh cara penyambungan itu sendiri.
Sistem penyambungan dapat tentukan dengan mempertimbangkan kualitas sambungan.
Hasil penyambungan dengan menggunakan sistem fusion splice akan lebih baik dari kedua sistem penyambungan yang lain.
Penyambungan dengan sistem mechanical dan connector nilai redaman tidak bisa diketahui langsung.
Akhirnya bahwa setiap pelaku instalasi kabel fiber optik dirasa sangat perlu mempertimbangkan dan memilih metode yang paling tepat dan cepat di dalam pelaksanaannya.